Minggu, 29 November 2020

Mengubah Perilaku Hidup di Bumi Turang Saat Pandemi Covid-19

Pemerintah Kabupaten Karo menerbitkan Surat Edaran No. 013 tanggal 18 Maret 2020, sekira 2 minggu pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan merebaknya wabah pandemi corona virus disease 19 (Covid-19). Saat itu 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa jumlah kasus positif sudah mencapai lebih dari 155.000 orang dengan angka kematian melebihi 6.700 orang. Jumlah kematian tersebut membuat Indonesia menempati peringkat ke-18 dunia. 

Bupati Karo Terkelin Brahmana merespon situasi dan segera membuat kebijakan melalui surat edaran no.013 dan disampaikan kepada pimpinan / pengurus gereja, pengurus BKM Masjid , pengurus lembaga dan organisasi serta tokoh masyarakat yang berisikan imbauan. 

Edaran berisikan imbauan Bupati yakni, a.tidak panik, tenang dan tidak berlebihan menimbun kebutuhan  pokok, b.bijak bermedia sosial, tidak menyebar informasi yang belum tentu benar, c. menunda kegiatan yang melibatkan orang banyak, membatasi perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19, bila kembali dari daerah lain segera lakukan isolasi mandiri 14 hari , d. kalau flu,batuk, demam , sesak nafas pakailah masker dan segeralah ke rumah sakit, e. tidak melakukan kontak fisik saat bersalaman, giatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kesehatan diri, f. setiap rumah tempat tinggal, fasilitas sosial, perkantoran, rumah ibadah, usaha perdagangan barang dan jasa agar menyediakan hand sanitizer dan akses sarana dan prasarana cuci tangan. 

Sejak Covid-19 dinyatakan mewabah, semua sendi kehidupan di Kabupaten Karo atau sering disebut Bumi Turang dirasakan berdampak berganda. Pertama soal bencana erupsi Gunung Sinabung yang ditetapkan di level III atau status siaga,belum tuntas.Sejumlah warga desa di seputaran gunung tersebut diungsikan dan didanai kehidupannya.Presiden Jokowi beberapa kali secara langsung menyaksikan pembenahan korban bencana vulkanik ini.

Tak kalah sulitnya dampak Covid-19.Banyak perusahaan merumahkan karyawan,layanan jasa berkurang drastis bahkan tidak beroperasi sama sekali.Paling dahsyat yakni sektor pertanian dan pariwisata. Nilai jual holtikultura anjlog, hotel sepi tamu, destinasi wisata tak ada pengunjung, pusat perbelanjaan sunyi.Sudah bisa diterka, pendapatan menurun, perputaran roda ekonomi jadi ikut seret.Pandemi Covid-19 ternyata tak hanya mengkhawatirkan dari sisi kesehatan, namun juga menyengsarakan dan menyisakan sisi kelam dalam kehidupan sosial, ekonomi dan kemasyarakatan.

Kabupaten Karo, adalah daerah yang puluhan tahun terbuka terhadap warga pendatang.Daya tarik destinasi wisatanya serta sentra pertanian andalan Sumatera Utara membuat daerah ini menjadi objek alternatif masyarakat untuk berinteraksi.Potensi ini tidak lagi semata-mata mendatangkan keberuntungan bagi warga Karo, tetapi sudah menjadi ancaman khususnya untuk sektor kesehatan.Sekaitan dengan pandemi Covid-19, daerah Kabupaten Karo termasuk menjadi sasaran empuk penyebaran virus yang satu ini.Hingga awal Nopember 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karo merilis data, yakni,kontak erat 27 orang,suspek 10 orang,probable 3 orang,terkonfirmasi 276, sembuh 132 orang dan meninggal dunia 24 orang.

Perlahan namun pasti, kini mulai ada titik terang, setelah pemerintah menerapkan tatanan kehidupan normal baru atau yang akrab disebut new normal.Pemerintah Kabupaten Karo terus - menerus melakukan berbagai upaya secara terpadu, bertarung melawan wabah dan mengatasi dampaknya sembari menggandeng masyarakat membangun negeri.

Di tingkat birokrat, Kabupaten Karo sangat konsekwen dan berpihak kepada warganya dengan membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.Melalui surat keputusan nomor 360/116/BPBD/2020 serta perubahan keputusan nomor 360/331/BPBD/2020,Bupati langsung memimpin gugus tugas ini bersama wakil bupati, serta staf ahli bidang ekonomi dan pembangunan dan kepala pelaksana BPBD Kabupaten Karo menjadi ketua dan sekretaris pelaksana harian.

Sedangkan di tataran penerapan di masyarakat, Pemerintah Kabupaten Karo dengan sungguh-sungguh menuangkan regulasinya pada Peraturan Bupati Karo No.46 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokoler Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

Menilik kedua kebijakan tersebut,Pemerintah Kabupaten Karo sangat jeli menerbitkan kebijakan regulasi sambil memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk kesehatan warganya di 17 kecamatan,10 kelurahan dan 259 desa.Di sisi lain,pelaksanaan kebijakan yang menghabiskan banyak energi ini juga diharapkan menjadi edukasi berkelanjutan agar masyarakat mengubah perilaku hidup, disiplin dan terbiasa hidup sehat sembari meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.

Selaras dengan Peraturan Bupati Karo No.46 tahun 2020 beragam aksi dimassalkan di tengah masyarakat. Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker) misalnya, dilakukan dengan tujuan melindungi "Kamu dan Aku".Masyarakat dan pengusaha diajak untuk membiasakan pemakaian masker dengan cara yang benar,mencuci tangan, menjaga jarak serta menghindari kerumunan.Sementara TNI,Polri dan Satpol PP, diberdayakan melakukan monitor di tempat umum,kantor, sekolah, rumah sakit, warung, jambur dan pertokoan, sekaligus memberikan sanksi.

Kebijakan preventif ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Karo aktif dan tidak menunggu bakal bermunculan korban Covid-19.Bahkan, gangguan yang bersifat fisik dan non-fisik selalu diupayakan hilang dari Bumi Turang atau setidaknya dapat dikurangi secara intensif.Itu artinya edukasi dan sosialisasi sejumlah kebijakan yang ditularkan kepada warga dapat berkelanjutan pasca pandemi Covid-19.Kesehatan yang dinilai sebagai aset, setahap demi setahap menjadi kekuatan tiada tara dari 399.494 jiwa ( data 2017) warga Karo

Potensi kesehatan setiap insan manusia adalah aset yang tidak dapat diukur dengan materi. Mensano in corpore sano, dalam tubuh yang sehat akan tumbuh alam pemikiran yang sehat juga.Artinya, daya pikir yang sehat merupakan inspirasi bagi pengembangan kehidupan.Kesehatan yang prima lazim menjadi modal dasar untuk menyulut semangat beraktifitas dalam berbagai sektor kehidupan seperti sediakala terutama peningkatan kesejahteraan.

Sampai di poin ini, tentunya sangat dibutuhkan peran serta semangat kebersamaan yang tidak kendor mulai dari pihak pembuat regulasi, praktik pelaksanaan regulasi di lapangan,aktifitas Puskesmas / Poskesdes, edukasi dari media sosial,koneksitas informasi dari jajaran komunikasi dan informatika,pelibatan tokoh adat/agama serta friendly touch (sentuhan bersahabat) terhadap masyarakat seutuhnya.

Seluruh elemen ini dapat menjadi objek sekaligus subjek dalam melaksanakan kebijakan demi memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.Lebih dari itu, kompleksitas potensi ini adalah fakta kelengkapan,kepastian dan kekuatan Pemerintah Kabupaten Karo dalam memanfaatkan momentum pandemi Covid-19, dengan adaptasi kehidupan baru demi kelangsungan hidup yang sehat,kuat serta kesejahteraan hakiki seluruh warga.    

 


Dr.Susi Evanta Sembiring "Super Woman" Melawan Virus Corona


Namanya Susi Evanta Sembiring.Selain cantik, berprofesi dokter, kepala puskesmas dan hebatnya lagi ia mengaku "Super Woman". Alasannya, ia berhasil lolos dari jeratan virus corona dengan menjalani isolasi berjenjang.Kepala Puskesmas Kecamatan Birubiru, Deliserdang Provinsi Sumatera Utara ini menjalani isolasi di RS Mitra Sejati Medan sejak 10 November 2020 dan kembali ke rumah 15 November 2020.Selepas itu,ia meneruskan isolasi mandiri di rumahnya sampai 24 November 2020.

Saat ini ia kembali aktif melayani masyarakat sebagaimana kesehariannya. Ketika ditawari untuk membagikan pengalamannya selama isolasi,dokter ramah ini menyatakan kesediaannya. " Kalau memang bermanfaat untuk edukasi, saya tidak keberatan," ujarnya kepada Jenda Bangun dari transbisnis.com.Inilah petikan wawancaranya.  

---------------

Tanya : Setelah menjalani isolasi, pesan apa yang dapat disampaikan sebagai edukasi kepada masyarakat ?

Dr Susi : Pesan  yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat,patuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun , menjaga jarak, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup serta kelola stress dengan Baik.

Tanya : Beban apa yang dirasakan terberat selama menjalani isolasi ?

Dr Susi : Beban terberat adalah harus berpisah dengan keluarga.

Tanya    : Secara pribadi peran apa yang mesti dilakoni selama itu ?

Dr Susi : Peran yang mesti dilakoni saat itu, harus siap menjadi pejuang atau super woman, karena harus melawan virus corona yang sangat ganas dan bisa menyebabkan kematian.

Tanya :  Memang benar, karantina itu sudah cukup 14 hari saja ?

Dr Susi : Menurut keterangan dari dokter spesialis paru saat itu, sudah Cukup 14 hari karena sudah selesai masa inkubasi virus di dlm tubuh manusia.

Tanya : Bagaimana peran anggota keluarga serta asisten rumah tangga ?

Dr Susi : Peran anggota keluarga sudah pasti sangat dibutuhkan, khususnya dukungan mental maupun logistik antara lain asupan makanan dan kebutuhan lain yang harus tercukupi dengan baik.Peran asisten rumah tangga juga sangat penting karena harus ada yang menyiapkan semua kebutuhan saya termasuk keluarga yang saya tinggalkan di rumah.

Tanya : Lalu bagaimana soal bantuan orang lain untuk kelancaran jalannnya isolasi ?   

Dr Susi : Bantuan orang lain seperti teman - teman atau saudara juga sangat dibutuhkan.Terutama, dalam hal sapaan melalui telepon sangat membantu sekali bagi saya.Juga dukungan materi dan kiriman makanan bergizi yang sudah pasti semakin mempercepat kesehatan saya.

Tanya : Apa yang dikonsumsi selama itu agar efek virus segera nihil ?

Dr Susi : Selama karantina saya selalu mengonsumsi telur ayam rebus 1-2 butir per hari, susu 1-2 gelas per hari, Vitamin C 1000 mg.per hari, madu 2 sendok pagi dan malam, banyak minum air hangat, jamu-jamu tradisional dan berjemur matahari.

Tanya : Perjalanan karantina ini sepengetahuan atasan ya ? Apa kata mereka ?

Dr Susi : Ya, sudah pasti. Atasan saya sangat peduli dan mengutamakan kesehatan saya dengan memberi ijin untuk isolasi mandiri.

Tanya : Akhirnya ketahuan sumber penularan virusnya ?

Dr Susi : Sumber penularan virus ini sebenarnya ada dimana-mana karena aktifitas saya cukup banyak di luar rumah.

Tanya : Setelah ini apa yang dilakukan di lingkungan Puskesmas ?     

Dr Susi : Di Puskesmas tetap kita lakukan protokol kesehatan dan sistem kerja berjadwal untuk mencegah penularan Covid-19. Selanjutnya pelaksanaan desinfeksi setiap ruangan sebelum dan sesudah pelayanan.




Selasa, 24 November 2020

Alotnya Mengampanyekan Prokes

 


“ Anugerah dan bencana adalah kehendakNya, kita mesti tabah menjalani,Hanya cambuk kecil agar kita sadar, adalah Dia di atas segalanya Hohohoo… adalah Dia di atas segalanya “ 
( Untuk Kita Renungkan : Ebiet G Ade )

--------------------

Ya, sambil merenungkan langkah selanjutnya, ibu paruh baya ini ingin menempuh langkah -langkah untuk menyamankan hidup. Informasi yang diperoleh dari seberang diupayakannya tidak melayang sia-sia. Lalu, satu demi satu akan dilaksanakannya menjauh dari pandemi corona virus disesea 19 ( Covid-19) bersama warga lainnya. 

Belum pernah pembelajaran semacam ini disikapinya sedemikian serius. Masyarakat yang kemudian menyiapkan diri dengan protokoler kesehatan (Prokes) Covid-19 dilihatnya bukan hanya wacana melainkan dipraktikkan secara luas, terutama daerah mereka yang belum menerima informasi secar jelas.

Tetangganya sesama warga Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara ternyata dalam penantian informasi yang baik dan benar. Masyarakat bersiap diedukasi soal penanganan dan pemutusan rantaaai pandemi Covid-19. Memang tidak mudah menularkan sosialisasi Prokes Covid-19, tetapi begitulah, semua elemen saling bahu - membahu memakai masker, mencuci tangan di air mengalir, menjaga jarak dan berada di rumah  kecuali ada keperluan mendesak.   

Kepala Desa Namo Tualang Kecamatan Biru-biru,Tukang Ginting satu diantara tokoh yang terlibat dalam kampanye Prokes tersebut.Pekan lalu ia mengumpulkan warganya guna membicarakan Covid-19 dengan segala aspeknya." Tidak gampang membicarakan Covid-19 dengan warga yang memiliki pengalaman serta informasi terbatas," ujarnya.

Kecamatan Biru-biru,satu diantara daerah di Kabupaten Deliserdang yang memiliki akses aktif dengan Kecamatan STM Hulu,STM Hilir,Patumbak dan Namorambe.Penghasil sayur dan buah-buahan serta pemilik objek wisata alam yang asri membuat jumlah warga yang keluar dan masuk ke daerah ini memungkinkan terjadinya kontak sosial.   

Diakui Tukang Ginting,masyarakat yang ikut serta dalam pertemuan tersebut terbilang cukup antusias membicarakan Prokes dengan segala aplikasinya.Wejangan yang disampaikannya dan dikuatkan Pihak Puskesmas Biru-Biru makin memberi pengalaman baru, betapa pentingnya Prokes di era Pandemi Covid-19 ini.

Ibu yang tadinya berbicara dengan putranya, manggut-manggut serta semakin mengerti dari penjelasan pimpinan desanya.Apalagi putranya yang tengah bekerja di kota lain lebih dahulu mengabarkan ketatnya penggunaan Prokes disana. Itu sebabnya ia lalu meminta agar ibu dan seisi keluarganya juga melaksanakan hal serupa.   

Tukang Ginting menyatakan kebanggaannya. Alotnya mengampanyekan Prokes dalam pertemuan terbayar lunas dengan munculnya pemahaman penuh dari semua elemen masyarakat." Semuanya tentu berkat kerja keras bersama meraih cita-cita agar hidup dengan nyaman selama pandemi Covid-19 tengah mendera kita.Walaupun segalanya adalah kehenda Tuhan , namun sebagai umat kita mesti tabah menjalaninya," ujarnya.

Camat Biru-Biru M Dhani Mulyawan kepada jurnalis mengatakan tetap memfasilitasi masyarakat agar mengikuti Prokes Covid-19.Dalam setiap kesempatan,ia memberi edukasi agar taat dalam menggunakan Prokes." Turun ke jalan pun kita lakukan agar protokoler kesehatan ini tersosialisasi," ujarnya.

Terminal Tipe B Kabanjahe Model Pengembangan Kawasan Agrowisata

Gubernur Sumatera Utara (Sumut)  Edy Rahmayadi meresmikan beroperasinya Terminal Tipe B Kabanjahe di Kabupaten Karo, Selasa (16/2). Sarana p...