Beragam cara ditempuh warga dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau bisa disebut sebagai imunitas, di masa pandemi COVID -19. Imun yang kuat, membuat tubuh akan lebih mampu melawan virus dengan cara memproduksi protein bernama antibodi. Sistem imun yang dimiliki tubuh sebenarnya mampu melindungi tubuh dari virus namun selalu berkaitan dengan pola kehidupan yang dipilih.
Ada yang meningkatkan sistem imun dengan mengonsumsi vitamin, suplemen, olahraga, makanan bergizi dan menjauhkan diri dari beban psikologis. Namun tak dapat dipandang sebelah mata , manakala masyarakat memanfaatkan kearifan lokal sebagai alternatif.
Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Kebudayaan Nasional Tahun 2020, Sabtu, akhir Oktober 2020 menuturkan, ketika menghadapi pandemi COVID - 19, memori budaya masyarakat tangguh bencana kembali hidup.
Sikap optimistis dan pantang menyerah bangsa memang terbentuk dari alam dan kondisi geografis Nusantara. Masyarakat berupaya menghidupkan kearifan lokal dengan memanfaatkan kekayaan hayati alam dan mengolahnya menjadi jamu - jamu tradisional untuk meningkatkan imunitas tubuh.
"Mari kita terus menggali kearifan lokal untuk memperkuat kemampuan kita dalam menghadapi bencana ," ujar Presiden Joko Widodo ketika itu.
Optimistis warga Sumatera Utara dalam meningkatkan imunitas tubuh relatif beragam dalam menyikapi virus corona. Langkah sederhana serta berkeyakinan kuat dengan memilih tradisi kearifan lokal semisal meminum madu , racikan warisan leluhur bernama tawar / kesaya, sembur, kuning atau makan sirih.
Madu lebah sudah pasti semua orang mengenalnya dan sejak lama diakui memiliki kandungan yang mampu memberi kesehatan tubuh.
Selain di apotik, madu juga dijual bebas sebagai produksi ternakan, misalnya madu efi siosar dari Kabanjahe sekira 90 kilometer dari kota Medan.
Tawar / kesaya, sembur dan kuning, trio racikan sekelas herbalis dengan formula dan bentuk yang berbeda namun menyehatkan penggunanya. Tawar / kesaya berbahan tumbuhan - tumbuhan, biji buah - buahan dan dedaunan difermentasi sedemikian rupa.
Bentuk jadinya adalah mirip saus namun berwarna coklat tua. Rasanya agak pedas bercampur asam namun dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh bagi yang meminumnya.
Demikian juga kuning. Bahan bakunya hampir sama dengan tawar / kesaya namun ditambahkan dengan tepung beras, difermentasi, dibentuk mirip Oreo. Kuning yang berwarna putih ini digunakan sebagai lulur di sekujur tubuh. Cukup menghangatkan dan dipercaya mampu menolak semua virus di sekitar pemakainya.
Tak kalah fanatiknya, nande - nande ( ibu - ibu dalam bahasa daerah Karo ) yang percaya, virus corona hancur kalau mengendus aroma di sekitar para pemakan sirih. " Sama saja dengan disinfektan campuran cairan pemutih pakaian atau pembersih lantai. Air liur dan suntil tembakau dari pemakan sirih juga dapat mengusir virus, " ujar Jesika, pemakan sirih yang dijumpai di pasar kaget Tanjung Morawa, Deliserdang.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, baik itu suku, bahasa maupun kearifan lokal. Menjaga pola hidup menjadi sangat penting agar tetap sehat dan menjaga sistem imunitas dalam kondisi pandemi COVID - 19. Seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan, penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan atau pengobatan dengan cara tradisional atau alami lebih digemari demi menjaga imunitas tubuh, karena relatif lebih murah, mudah didapat dan minim efek samping dibandingkan dengan menggunakan obat-obat modern atau obat-obatan dari bahan kimia.
World Health Organization (WHO) juga telah merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Apa Kata Mereka
* Dr. dr. Umar Zein DTM&H Sp.PD KPTI
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, Dr. dr. Umar Zein DTM&H Sp.PD KPTI mengakui, kearifan lokal di kalangan etnis Sumatera Utara cukup beragam, baik dalam bentuk, khasiat serta ketersediaannya. Contohnya, suntil pada tradisi makan sirih yang sudah diteliti kandungannya.
" Penelitian atau survey itu untuk membuktikan manfaatnya bagi penggunanya. Beberapa sudah ada penelitiannya, misalnya minyak karo, suntil tembakau atau oukup. Bahkan sirih sangat dikenal khasiatnya sebagai antiseptik ," ujarnya.
Meski pengalaman empirik masyarakat meningkat sebagai keyakinan dalam praktik memutus mata rantai virus, Dr. dr. Umar Zein DTM&H Sp.PD KPTI menegaskan masih diperlukan uji klinis. " Kita menghargai sikap masyarakat yang memilih kearifan lokal dalam hal kesehatannya apalagi dipercaya bahan - bahan alami ini mampu menolak penyebaran virus," ujarnya.
* Dr.Susi Evanta Sembiring
Dr.Susi Evanta Sembiring, satu diantara warga Sumatera Utara yang berhasil lolos dari jeratan virus corona dengan menjalani isolasi di RS Mitra Sejati Medan. Kini, ia aktif menyuarakan protokol kesehatan (Prokes) dan meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi madu, yang bertahun - tahun dikenal sebagai kearifan lokal di bidang medis .
" Anda pasti sudah sering mendengar tentang manfaat madu untuk kesehatan dan memang tidak diragukan lagi. Namun, madu bukanlah satu-satunya produk yang dihasilkan lebah tapi juga menghasilkan getah yang bermanfaat untuk manusia. Getah tersebut dinamakan propolis, sebagai obat herbal yang mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan, " ujarnya.
Susi Evanta Sembiring kini mengonsumsi madu dan propolis yang merupakan minuman kesehatan mengandung air liur lebah Brazil yang kaya akan bioflavonoid. Propolis, juga mengandung flavonoid dengan kadar tinggi, yang membantu meningkatkan sistem imun serta komponen tumbuhan yang memiliki sifat sebagai bahan-bahan antijamur, antibakteri, antivirus, antioksidan dan anti-inflamasi yang berkualitas tinggi.
* Dr. Alexander Kaliaga Ginting Suka Sp.P, F.C.C.P
Staf Khusus Menkes Bidang Pembangunan Dan Pembiayaan Kesehatan Brigjen TNI (Purn) Dr. Alexander Kaliaga Ginting Suka Sp.P, F.C.C.P , saat zoom meeting dengan dengan warga Medan tidak menampik adanya pilihan warga dengan kearifan lokal.
Baginya, sikap yang diyakini sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas kesehatan khususnya imunitas wajar didukung. Alasannya, antara bahan - bahan kesehatan dan sikap hidup pemakainya sudah kadung terjalin sejak lama. " Pengalaman hidup mereka sudah membuktikan itu. Sehingga tidak ada lagi keraguan mereka dalam menggunakannya, " ujarnya.
Meski demikian, Alexander Kaliaga Ginting Suka tetap mengingatkan, ada kalanya kearifan lokal tidak berkemampuan dalam menghadapi kualitas virus yang dihadapinya. Artinya, pengalaman empirik yang ada selama ini tidak selamanya digdaya.
" Itu sebabnya, kami tidak henti - hentinya mengampanyekan protokol kesehatan 3-m yaitu menyuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak dalam keramaian. Imunitas tubuh boleh diupayakan dengan beragam kearifan lokal, namun protokol kesehatan cara ampuh dalam memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. " ujarnya sambil mencuplik jingle grup band Padi, ingat pesan ibu.
Negeri kita yang katanya sebagai zamrud katulistiwa yang gemah ripah loh jinawi, tanam tongkat pun jadi tanaman bisa memanfaatkan potensi alam yang melimpah ini. Kearifan lokal dalam bidang medis dengan ramuan-ramuan tradisional yang saat ini sudah bisa terkuak misterinya lewat ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kekayaan yang tak ternilai. Sebagaimana pesan Alfred Vogel, bahwa alam telah menyediakan segala yang kita butuhkan untuk melindungi dan menjaga kesehatan kita.